Journalight

UI Journalism Studies

Data Journalism

Kebal Tantangan, Mengapa Perokok Indonesia Bertahan?

Di tengah desakan global untuk menekan angka perokok, Indonesia justru masih menjadi salah satu “surga” bagi perokok. Sadargak, sih? Rokok bukan hanya sekadar barang konsumsi tetapi menjadi bagian dari obrolan santai, kebiasaan, bahkan identitas. Walaupun dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti kenaikan harga rokok, peraturan larangan merokok di tempat umum, hingga pernyataan fatwa haram, merokok tetap menjadi sebuah pemandangan yang hampir tak terpisahkan di dalam kehidupan sehari-hari dari warung kopi hingga ruang keluarga. Kondisi yang mengkhawatirkan ini terlihat dari persebaran jumlah perokok di Indonesia yang hampir merata pada tahun 2023. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), provinsi Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah perokok terbanyak. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan merokok tidak hanya terkonsentrasi di satu wilayah, melainkan tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Bayangkan dari persentase tersebut seberapa banyak perokok yang mengons, data PKJS UI mengungkap bahwa sebagian besar perokok menghabiskan 1-2 bungkus rokok setiap hari. Jika satu bungkus berisi 12 batang, itu berarti hingga 24 batang rokok dihisap setiap harinya—angka yang sulit dipercaya, tapi nyata. Bayangkan dampaknya pada kesehatan dan lingkungan!

Persebaran yang merata itu bagaimana ngga tinggi? udah jadi habit, ngerokok dimana-mana.

Data dari PKSJ UI sebagian besar perokok bisa menghabiskan 1-2 bungkus rokok setiap hari. Bayangkan jika satu bungkus rokok berisi 12 batang, berarti ada sekitar 12 hingga 24 batang rokok yang masuk kedalam tubuh setiap harinya. Kebiasaan merokok ini pun sering kita temui di lingkungan sekitar kita.

chart visualization

Warung kopi menjadi tempat kebiasaan orang merokok. Rokok sering kali dianggap sebagai pelengkap obrolan santai sambil menikmati secangkir kopi. Selain itu, kebun juga menjadi tempat pilihan untuk orang merokok. Hal ini telah menjadi kebiasaan, terutama setelah selesai bekerja. Rokok sering dianggap “teman” yang pas buat menghilangkan lelah. Kebiasaan merokok tak hanya terbatas pada kedua tempat yang telah disebutkan tadi, tetapi juga meluas ke lingkungan rumah.

Di rumah, merokok sering jadi ritual wajib sebelum memulai aktivitas. Banyak orang merokok sambil duduk di teras depan dan menikmati secangkir kopi, atau menghisap rokok sambil menonton berita pagi di TV, bahkan hanya sekadar mengecek media sosial untuk mengetahui tren yang sedang terjadi sebelum memulai aktivitas.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *