*mencekau: menangkap atau memegang (dng cakar, tangan, atau mulut) (v)
Huru-hara perburuan mengisi sebuah rumah di Tanah Baru, Depok pada malam 17 Agustus 2023. Pemilik rumah tersebut menemukan perampok seusai pulang dari perayaan kemerdekaan. Saat berlari untuk mengejarnya, sang pemilik rumah dibacok dari atas motor oleh celurit pelaku yang berhasil melarikan diri.
Peristiwa semacam ini merajalela di seluruh Kota Depok. Tercatat, 30% kasus begal yang diberitakan media selama dua tahun terakhir terjadi di Kecamatan Beji. Pekatnya kriminalitas ini meresahkan seluruh warga dan mahasiswa yang menetap di Depok, Kota Begal. Cerita-cerita tentang mahasiswa yang dibacok malam hari atau perempuan yang dicegat di tengah jalan sudah tidak asing. Namun, tidak banyak data agregat yang dapat diakses dengan mudah oleh publik untuk dapat meninjau keamanan Kota Depok. Oleh karena itu, proyek ini akan memetakan penyebaran begal di Kota Depok dengan harapan dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap aksi begal di Kota Depok.
Tercatat, 30% kasus begal yang diberitakan media selama dua tahun terakhir terjadi di Kecamatan Beji.
Kisah lama yang berulang terus-menerus
Begal merujuk pada tindakan kriminal yang melibatkan upaya pemaksaan atau kekerasan dalam mencuri harta benda atau uang dari korban, biasanya di jalan atau tempat umum.
Dalam dua tahun terakhir, terdapat 29 kasus begal di Depok yang diliput media online. Kasus-kasus tersebut meliputi pencurian motor & gawai, kekerasan seksual, dan penjambretan di jalan dan tempat umum. Dapat dibayangkan, berapa banyak upaya-upaya pembegalan lain yang lolos dari gigitan pers?
Paruh kedua tahun 2022 sempat menjadi bulan terbahaya di Kota Depok. Kasus-kasus pembegalan sempat memuncak di masa ini usai diringankannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat COVID-19 pada bulan Juli 2022.
Pemberitaan kasus pembegalan sempat mereda pada bulan Januari. Akan tetapi, kembali memuncak pada akhir tahun 2023.
Warga Depok paling rentan terkena pembegalan pada waktu 00.00-06.00 dini hari. Penelaahan kami menemukan bahwa lebih dari setengah kasus pembegalan terjadi pada waktu-waktu tersebut.
Dosen Kriminologi Universitas Indonesia, Mohammad Irvan Olii, menyatakan “Begal terjadi karena ada kondisi yang memungkinkan kesempatan datang, yaitu kondisi gelap… (karena) orang sekarang lebih memilih pulang larut malam naik kendaraan pribadi–motor.”
Pembegalan paling sering terjadi di kecamatan mahasiswa, Beji.
Beji sering diidentikkan sebagai kecamatan yang penuh dengan kost sewaan mahasiswa. Hal ini karena terdapat lima universitas di sekitar Beji, antara lain Universitas Indonesia, Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Pancasila, Universitas Gunadarma, dan Polimedia Kreatif.
Menekankan kembali, 30% berita begal dari 2022–2023 terjadi di daerah Beji. Di Beji–sama seperti di seluruh kecamatan Kota Depok lain–demografi korban tidak terfokus pada gender atau usia tertentu.
Kasus-kasus pembegalan seolah tidak pandang bulu dalam mengancam korban hingga terjadi kekerasan fisik. Namun, perlu dicatat bahwa semua pembegal dengan motif kekerasan seksual menargetkan korban perempuan, dan selalu beraksi sendirian.
Begal tidak hanya menimbulkan kekerasan fisik, tetapi juga meninggalkan dampak nonfisik bagi korbannya. R (21) merupakan salah satu korban begal di Beji pada 2022.
Beberapa bulan setelah kejadian, R mengalami dampak nonfisik yang cukup besar. Selain pengeluaran untuk biaya operasi, ganti telepon genggam, dan rawat jalan–yang mendapatkan bantuan dari pihak alumni kampus–R merasakan beban psikologis yang berat baginya.
“Guesangat mentally drainedatas semua yang terjadi(…) Guekerap kali takut dan panik melihat orang yang terlihat suspiciousbawa motor malam-malam.” ujar R. Kelelahan juga muncul dari media lokal dan nasional yang menggunakan nama R tanpa izin dan membuat cerita-cerita yang tidak akurat mengenai pembegalan yang dilaluinya.
R menyatakan bahwa setelah lebih dari setahun, trauma yang dirasakan jauh berkurang. Ini menunjukkan bahwa begal juga menyebabkan luka secara psikologis yang seringkali membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh.
Siapa saja yang melakukan begal?
Alasan seseorang membegal yang paling sederhana (…) yaitu karena kemiskinan. Padahal, nggakjuga.
Mohammad Irvan Olii, Dosen Kriminologi UI
Aksi pembegalan dapat dilakukan sendiri maupun berkelompok. Data yang terkumpul dari pemberitaan media massa onlinemenunjukkan lebih dari setengah kasus pembegalan dilakukan dalam kelompok berisi 2–4 orang. Menurut Olii, hal ini dilakukan sesuai kapasitas yang dimiliki oleh pelaku. Jumlah anggota tak luput dari tujuan dan hubungan antar pelaku. Misalnya, hubungan dekat dengan orang lain seperti teman akrab, saudara, bahkan sebatas teman tongkrongan.
Begal terjadi karena ada motivasi dan kesempatan. Alasan seseorang membegal yang paling sederhana adalah karena alasan kemiskinan. Namun, masalah ini jauh lebih kompleks. Faktor lainnya adalah karena dorongan dan pengaruh dari pergaulan.
Terdapat orang-orang yang hidup berkelompok dan menjadikan begal sebagai cerminan kegiatannya. Sekelompok anak muda di bawah 18 tahun pun biasanya termotivasi untuk menunjukkan tindak kekerasannya karena ingin memiliki barang tertentu.
Hingga saat ini, masyarakat Depok hanya bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap begal. Untuk menyelesaikan masalah ini secara mendalam, diperlukan kebijakan di tingkat pemerintah seperti meningkatkan fasilitas transportasi umum agar pengguna motor berkurang. Solusi jangka panjang yang menyeluruh harus segera ditemukan apabila para pemangku kepentingan tidak ingin Depok terus dijuluki sebagai “Kota Begal”.