Menurut pemerintah, kendaraan bermotor menjadi salah satu faktor yang disalahkan sebagai penyebab buruknya udara di Jakarta. Dengan demikian, pemerintah mendorong agar masyarakat beralih dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik yang dinilai rendah emisi. Namun, beberapa pakar menyampaikan bahwa cara tersebut bukan merupakan solusi yang tepat atas polusi yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh pembelian kendaraan listrik secara pribadi dikhawatirkan akan menambah beban kemacetan.
Menurut laporan tahunan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik, nyatanya memang kendaraan di Jakarta terus mengalami peningkatan. Data terakhir yang didapat, yakni pada tahun 2022, tingkat kendaraan di Jakarta sudah menyentuh angka sekitar 26 juta. Adapun, dari tren angka kenaikan ini juga terlihat setiap tahunnya tingkat kendaraan di Jakarta bertambah sekitar 1 juta unit. Dari setiap jenis kendaraan yang ada, motor menjadi satu-satunya kendaraan yang paling banyak digunakan hingga mencapai 17 juta unit. Sementara itu, jika dibandingkan dengan kendaraan berjenis mobil, totalnya sangat jauh yakni berada di kisaran 3 juta unit.
Kendaraan Pribadi > Kendaraan Umum
Di sisi lain, dorongan pemerintah terhadap masyarakat untuk membeli kendaraan listrik hanya akan membuat tingginya penggunaan kendaraan pribadi. Adapun, dominasi penggunaan kendaraan pribadi hanya akan menjadi budaya buruk bagi masyarakat. Menurut laporan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, masyarakat saat ini sudah lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum. Di tahun 2019, tercatat dari 26.424.851 total perjalanan masyarakat Ibu Kota, hanya 5.735.712 masyarakat yang menggunakan transportasi umum.
Maka dari itu, alih-alih mengurangi faktor kendaraan, ajakan pemerintah dapat menjadi bumerang dengan meningkatnya tingkat kendaraan di Jakarta. Kondisi tersebut juga dapat dibuktikan dari Jakarta Traffic Index yang semakin memburuk pada tahun 2022. Menurut laporan yang dipublikasi oleh Tom Tom Traffic, urutan kota Jakarta melambung ke posisi 29 dengan rata-rata perjalanan 10 km selama 22 menit 40 detik dari yang sebelumnya berada di posisi 46.
Macet jadi Polusi
Tingkat kemacetan yang begitu tinggi ini kemudian berdampak pula terhadap kualitas udara karena tingkat emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor pun tinggi. TomTom Traffic mengungkapkan bahwa setiap tahunnya, aktivitas komuter setiap orang yang kemudian menyebabkan kemacetan di Jakarta menyumbangkan 263 kg dari 961 kg emisi dan untuk menanggulanginya, kita perlu menanam 96 pohon per orangnya. Sementara itu, kendaraan berbahan bakar diesel menyumbang 230 kg dari 918 kg sehingga perlu 92 pohon/orang untuk menanggulanginya.