
Pada tanggal 22 September 2025, 1.333 orang siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kasus ini menjadi satu dari alasan banyaknya skeptisisme masyarakat terkait salah satu program utama pemerintahan Prabowo-Gibran pada tahun pertama pelaksanaannya ini.
Semenjak tahun 2006, gagasan program MBG telah mulai dicetuskan oleh Prabowo Subianto, yang pada kala itu berfokus pada pemberian susu gratis dan sempat dikenal sebagai Revolusi Putih. Meskipun begitu, sejak awal perkembangannya MBG memang telah dimaksudkan untuk meningkatkan gizi anak sebagai bentuk solusi stunting. Program MBG terinspirasi dari beberapa program makan untuk anak sekolah di luar negeri, seperti program makan siang di Amerika yang memang menyediakan makan siang bagi anak-anak sekolah. Selain itu, pelaksanaan MBG juga diharapkan membawa dampak positif bagi ekonomi UMKM di daerah tersebut.
Pada masa kampanye, Prabowo seringkali menyebutkan program MBG sebagai solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Program MBG juga menjadi ‘wajah’ dari kampanye pasangan Prabowo-Gibran selama proses pemilu 2024. Terpilihnya pasangan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI semakin meningkatkan atensi masyarakat terhadap program MBG. Puncaknya, program ini pun resmi bergulir pada 6 Januari 2025.
Pada tahun pertama pelaksanaannya ini, program ini memicu diskusi beserta pandangan pro kontra masyarakat. Masyarakat yang pro, melihat MBG sebagai langkah nyata pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi siswa, sekaligus membantu ekonomi masyarakat. Masyarakat yang kontra, mempertanyakan apakah apakah MBG benar-benar diperlukan. Mereka juga mempertanyakan kualitas dari makanan yang disediakan pada program ini, mulai dari sanitasi hingga nilai gizi dalam makan siang yang dihidangkan.
Terlepas dari pro dan kontra yang hadir di masyarakat, bertambahnya anggaran program yang mencapai 335 Triliun untuk tahun 2026 menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melanjutkan MBG. Namun, seberapa besar sebenarnya angka 335 Triliun yang dialokasikan pemerintah tersebut? jika angka anggaran ini dibandingkan dengan program-program pemerintah lainnya? Bagaimana jika anggaran ini dibandingkan dengan program lain di bidang Pendidikan? Atau sektor-sektor krusial lainnya? Untuk mengetahui lebih dalam, berikut beberapa perbandingan anggaran MBG dengan program pemerintah lainnya.
Pada tahun pertama, program Makan Bergizi Gratis (MBG) memperoleh alokasi anggaran sebesar sekitar Rp71 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2025. Pada APBN tahun yang sama, sejumlah sektor mengalami efisiensi anggaran, seperti pada sektor pendidikan yang mengalami pemangkasan anggaran sebesar 10,3%. Pelaksanaan tahun pertama program MBG menghadapi sejumlah permasalahan seperti isu pemenuhan standar gizi, kasus keracunan makanan, serta persoalan kebersihan dapur produksi.
Penambahan alokasi dana pada RAPBN 2026 sebesar 335 Triliun menunjukkan kenaikan sekitar 371,83% dibandingkan dengan alokasi anggaran MBG pada tahun 2025. Rencana peningkatan anggaran tersebut menunjukkan keseriusan Pemerintah dalam melanjutkan MBG serta memperkuat posisi program MBG sebagai salah satu program prioritas pemerintah.
Dengan peningkatan anggaran yang fantastis, lantas, darimana asal sumber pendanaan program MBG untuk tahun 2026. RAPBN 2026 menunjukan alokasi dana MBG diendapkan ke dalam 4 pos meliputi dana endapan sebesar 67 triliun Rupiah, fungsi ekonomi 19,7 triliun Rupiah, fungsi kesehatan 24,7 triliun Rupiah, dan fungsi pendidikan 226,3 triliun Rupiah. Alokasi anggaran ini menunjukkan bahwa mayoritas pembiayaan program MBG dibebankan pada pos pendidikan (67%), sementara sisanya ditopang oleh anggaran kesehatan (10,1%), ekonomi (2,4%), serta dana cadangan pemerintah. Pembagian porsi anggaran hingga 4 sektor berbeda tersebut menunjukkan sekali lagi bagaimana Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program prioritas pemerintahan RI saat ini.
Besarnya alokasi anggaran MBG tersebut menjadi semakin menonjol apabila dibandingkan dengan program-program pemerintah lain di sektor pendidikan. Pasalnya program-program sektor pendidikan seperti KIP Kuliah/Bidikmisi, beasiswa LPDP, dan PIP (Program Indonesia Pintar) memiliki anggaran yang relatif kecil jika dibandingkan dengan dana MBG. Anggaran APBN 2025 KIP Kuliah/Bidikmisi berjumlah 17 Triliun Rupiah, LPDP 25 Triliun Rupiah, dan PIP 15 Triliun Rupiah. Jika ketiga program strategis tersebut digabungkan, totalnya hanya mencapai sekitar 57 triliun rupiah, atau hanya 17% dari total anggaran MBG.
Anggaran tersebut juga menunjukkan bagaimana MBG merupakan 83% dari total anggaran pendidikan tahun 2026 untuk penerima siswa. Dibandingkan dengan tiga program pendidikan lainnya, dana MBG hampir enam kali lipat lebih besar daripada gabungan tiga program tersebut. Ketiga program tersebut tentunya memiliki jumlah dan kategori penerima yang berbeda dibanding MBG. Namun, besarnya angka MBG yang mencapai 83% dari total anggaran pendidikan penerima manfaat siswa tetap menunjukkan bagaimana MBG merupakan prioritas besar isu pendidikan pemerintah saat ini.
Di luar sektor pendidikan, pendanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada RAPBN 2026 juga ditopang oleh anggaran sektor kesehatan. Pada sektor kesehatan, pemerintah memiliki program-program kesehatan seperti Jaminan Akses Kesehatan TNI/Polri, Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan + PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) BP (Bukan Pekerja), dan DAU (Dana Alokasi Umum). Sama seperti program sektor pendidikan, pendanaan dalam program-program Kesehatan ini memiliki alokasi pendanaan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan besarnya dana MBG pada tahun tersebut. Jika digabungkan, total dananya hanya berada di kisaran 124 Triliun Rupiah, atau setara dengan 58,3% dari total anggaran MBG yang mencapai 335 Triliun Rupiah.
Selain sektor kesehatan dan pendidikan, masyarakat menyoroti besarnya anggaran MBG dibanding institusi-institusi penting di sektor bencana. Kekhawatiran ini berangkat dari bencana banjir, longsor, angin kencang yang tengah melanda Sumatera saat ini. Perbandingan anggaran MBG terhadap lembaga–lembaga penanganan bencana dan mitigasi risiko alam menunjukkan betapa skala MBG jauh melampaui prioritas tradisional untuk mitigasi dan tanggap darurat.
Untuk 2026, MBG telah dialokasikan sebesar Rp 335 triliun. Sebaliknya, BMKG, lembaga yang bertugas memantau cuaca, gempa, tsunami, dan potensi bencana iklim, hanya mendapat alokasi sekitar Rp 2,67 triliun. Sementara itu, Basarnas, badan SAR dan penyelamatan, menerima pagu indikatif hanya ± Rp 1,01 triliun untuk 2026 (meskipun kebutuhan diajukan lebih besar). Untuk BNPB, yang menangani penanggulangan bencana nasional, laporan publik menyebut anggaran turun drastis, dengan pagu tahun 2026 dilaporkan hanya sekitar Rp 491 miliar.Jika dijumlahkan, BMKG, Basarnas, dan BNPB, total anggarannya tidak melebihi ± Rp 5 triliun, jauh di bawah anggaran MBG. Artinya, anggaran MBG bisa jadi lebih dari 73 kali total anggaran ketiga lembaga kebencanaan tersebut.
Melihat keseluruhan data, jelas bahwa MBG adalah program sosial terbesar yang pernah dijalankan Indonesia dalam satu tahun anggaran. Dengan nilai Rp335 triliun, cakupan nasional, dan kebutuhan logistik harian, pemerintah Prabowo menjadikan MBG sebagai simbol perubahan arah kebijakan: pembangunan manusia menjadi pusat strategi negara. Pemerintah menilai bahwa gizi adalah fondasi kualitas SDM, sehingga investasi besar di awal akan membawa dampak jangka panjang pada kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas generasi mendatang.
Namun, implementasi di lapangan masih menghadapi kritik masyarakat, menu yang dianggap monoton, porsi yang tidak merata, hingga beberapa kasus keracunan siswa menjadi perbincangan. Beberapa orang tua juga menilai bahwa makanan yang disajikan belum sepenuhnya memenuhi standar gizi ideal menurut ahli nutrisi, yang biasanya mencakup karbohidrat kompleks, protein hewani dan nabati, sayuran segar, sumber lemak baik, serta buah-buahan. Dalam praktiknya, MBG kadang hanya menyajikan menu simpel seperti nasi, telur, tempe, dan sayuran terbatas, menyebabkan publik mempertanyakan apakah besarnya anggaran sudah berbanding lurus dengan kualitas pangan.
Walau begitu, tidak semua perbincangan di masyarakat berupa kritik dan pandangan kontra. Ada juga pihak-pihak yang mendukung kehadiran program Makan Bergizi Gratis ini dan merasa terbantu serta berterima kasih kepada inisiatif pemerintah lewat MBG. Manfaat untuk siswa serta untuk orang tua dari segi ekonomi menjadi alasannya.
Terlepas dari pro dan kontra masyarakat saat ini, ada satu hal yang pasti: Pemerintah RI akan meneruskan program MBG dan menganggap program ini sebagai program raksasa yang pantas mendapatkan anggaran luar biasa. Besarnya MBG membuat program ini terasa seperti “eksperimen kebijakan terbesar” dalam sejarah Indonesia. Keberhasilan atau kegagalannya akan menjadi patokan bagaimana negara mengelola program masif berbasis gizi dan pendidikan di masa depan. Pada akhirnya, MBG membuka perdebatan sehat: seberapa berani negara berinvestasi pada manusia, dan seberapa siap sistem kita dapat mengeksekusinya dengan baik.
Mengetahui besarnya anggaran MBG, masyarakat perlu memahami dan mengikuti isu ini dengan cermat. Transparansi dan pengawasan publik menjadi kunci agar program benar-benar tepat sasaran, dijalankan efisien, dan tidak mengabaikan hak dasar anak. Karena pada akhirnya, ini bukan hanya soal angka di APBN, tetapi soal masa depan gizi, pendidikan, dan kualitas generasi Indonesia berikutnya.
Daftar Referensi
AntaraNews. (2025). Anggaran BMKG 2026 naik jadi Rp 267 triliun. AntaraNews. https://www.antaranews.com/berita/5234869/anggaran-bmkg-2026-naik-jadi-rp267-triliun
Basarnas. (2025). Komisi V DPR setujui pagu anggaran Basarnas tahun 2026. Basarnas. https://www.basarnas.go.id/berita/komisi-v-dpr-setujui-pagu-anggaran-basarnas-tahun-2026
Darun Nun. (2024). Pro-kontra program MBG (Makan Bergizi Gratis). https://darun-nun.com/pro-kontra-progam-mbg-makan-bergizi-gratis/
Katadata. (2025). Infografik anggaran MBG 2026: Besar dan tersebar di empat pos. https://katadata.co.id/infografik/68ae96ad67ba2/infografik-anggaran-mbg-2026-besar-dan-tersebar-di-empat-pos
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2025). Buku II Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2026. https://media.kemenkeu.go.id/getmedia/0d55974c-45ad-48f4-8db3-3804b37d195e/Buku-II-Nota-Keuangan-RAPBN-TA-2026.pdf
Kontan. (2025). Prabowo naikkan anggaran MBG 9476 di 2026, tembus Rp 335 triliun. Kontan. https://nasional.kontan.co.id/news/prabowo-naikkan-anggaran-mbg-9476-di-2026-tembus-rp-335-triliun
Portal-Islam.id. (2025). Perbandingan anggaran MBG vs BMKG, Basarnas, BNPB. Portal-Islam.id.https://portal-islam.id/perbandingan-anggaran-mbg-vs-bmkg-basarnas-bnpbRalali. (2024).
Sejarah dan latar belakang program Makan Bergizi Gratis (MBG): Dari gagasan Prabowo hingga gerakan nasional lawan stunting.https://www.ralali.com/blog/mbg/sejarah-dan-latar-belakang-program-makan-bergizi-gratis-mbg-dari-gagasan-prabowo-hingga-gerakan-nasional-lawan-stunting/



