“Waktu pandemi, saya pribadi enggak bisa kerja karena lokawisata tutup dan tidak ada pengunjung yang datang” (Z (61) – Pedagang di Lokawisata Baturraden)
Kutipan di atas merupakan sebuah suara yang mengingatkan kita kembali ke Maret 2020, waktu yang menjadi titik awal kemunculan pandemi COVID-19 di Indonesia. Boleh diibaratkan seperti badai yang melumpuhkan sektor pariwisata. Kini, setelah beberapa tahun mengalami stagnasi, sektor pariwisata Indonesia mulai bangkit kembali. Namun, muncul sebuah pertanyaan, bagaimana pariwisata Indonesia bangkit kembali setelah diterjang pandemi? Mari saksikan perjalannya pada artikel berikut ini.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), terlihat jelas bagaimana pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan terhadap kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Pada tahun 2019, kunjungan wisman mencapai angka 16,11 juta, angka yang merefleksikan masa kejayaan pariwisata Indonesia sebelum pandemi. Namun, memasuki tahun 2020, kunjungan wisman turun drastis hingga 4,05 juta, seiring dengan diberlakukannya pembatasan perjalanan internasional akibat pandemi.
Penurunan ini mencapai titik terendah pada tahun 2021, di mana hanya 1,56 juta wisatawan mancanegara yang tercatat mengunjungi Indonesia. Kondisi ini menggambarkan dampak pandemi yang melumpuhkan sektor pariwisata selama hampir dua tahun. Namun, secercah harapan mulai muncul pada tahun 2022, seiring dengan diberlakukannya kebijakan new normal dan pembukaan kembali destinasi wisata. Angka kunjungan wisman melonjak menjadi 5,89 juta, menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Tren positif ini berlanjut pada tahun 2023, di mana angka kunjungan wisman mencapai 11,68 juta. Peningkatan ini menjadi bukti bahwa sektor pariwisata Indonesia berhasil bangkit secara bertahap, berkat berbagai upaya pemerintah dan pelaku industri dalam mempromosikan pariwisata serta memastikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan.
Kedatangan Wisatawan Mancanegara Menurut Jenis Pintu Masuk 2023
Indonesia memiliki tiga gerbang utama bagi wisatawan mancanegara meliputi pintu masuk udara, laut dan darat. Bandar udara di berbagai wilayah Indonesia sebagai gerbang utama kunjungan wisatawan mengalami penutupan pada masa pandemi. Penutupan tersebut mengakibatkan terjadi penurunan jumlah kedatangan dan aktivitas manusia sempat terhenti. Namun, kondisi kembali pulih sehingga bandar udara sebagai gerbang wisatawan mancanegara kembali mendominasi.
Pada tahun terakhir yang penuh tantangan, pintu udara kembali menjadi jalur utama yang menghubungkan dunia dengan Indonesia, dengan 7,97 juta wisatawan (68,27%) memilih pesawat sebagai sarana utama mereka untuk menyambangi tanah air. Namun, tren tak hanya terhenti di udara. Pintu masuk laut, yang sempat terabaikan, kembali mencuri perhatian dengan mencatatkan 2,71 juta kedatangan (23,16%).
Tak kalah pentingnya, jalur darat mencatatkan kedatangan 1 juta wisatawan (8,57%), menunjukkan betapa Indonesia juga menyambut wisatawan dari negara tetangga melalui jalan yang lebih langsung dan sering kali penuh petualangan.
Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Kebangsaan
Secara garis besar, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dibagi dalam beberapa wilayah kebangsaan meliputi ASEAN, Asia, Timur Tengah, Eropa, Amerika, Oseania, dan Afrika. Data yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjukkan bahwa negara-negara tetangga yaitu wilayah ASEAN masih menjadi penyumbang wisatawan terbanyak yaitu dengan jumlah 2.677.628 pada rentang waktu Januari hingga Juli 2024.
Jika dilihat lebih lanjut mengenai wisatawan mancanegara berdasarkan kebangsaan, secara keseluruhan, kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada rentang waktu Januari hingga Juli 2024 didominasi oleh wisatawan berkebangsaan Malaysia sebanyak 1,26 juta kunjungan.
Kontribusi Pagelaran Internasional di Indonesia pada Pemulihan Pariwisata Indonesia
Selain tren peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara, sektor pariwisata Indonesia juga menunjukkan kebangkitan melalui kontribusi penyelenggaraan acara berskala internasional. Dalam kurun waktu tahun 2022-2023, tercatat lebih dari 10 acara internasional sukses digelar tiap tahunnya, memberikan dampak positif bagi pariwisata dan perekonomian Indonesia.
Kaleidoskop Pagelaran Internasional di Indonesia Tahun 2022
Pada tahun 2022, sektor olahraga dan hiburan mendominasi jumlah acara. Salah satu pencapaian besar adalah penyelenggaraan MotoGP Mandalika, yang menjadi sorotan dunia dan mengukuhkan Indonesia sebagai tuan rumah ajang balap motor bergengsi.
Selain itu, ajang olahraga basket FIBA Asia Cup 2022 juga sukses dilaksanakan, menarik perhatian penonton dari berbagai negara Asia.
Dalam bidang pertemuan bilateral, KTT G20 Bali menjadi peristiwa bersejarah yang tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, tetapi juga memberikan dampak ekonomi langsung pada sektor pariwisata.
Di sektor hiburan, konser-konser besar seperti NCT Group, Westlife, Lany, dan festival musik Joyland Fest sukses menggaet penonton domestik maupun mancanegara.
Kaleidoskop Pagelaran Internasional di Indonesia Tahun 2023
Memasuki tahun 2023, sektor hiburan dan olahraga tetap menjadi sorotan utama. Salah satu event yang paling berkesan adalah konser Coldplay, yang viral di berbagai platform media sosial dan menarik ribuan penggemar dari berbagai penjuru.
Dalam sektor olahraga, penyelenggaraan Piala Dunia Sepak Bola U-20 2023 menunjukkan kemampuan Indonesia dalam mengelola acara olahraga internasional. Selain itu, pertemuan tingkat tinggi KTT ASEAN 2023 kembali memperkuat posisi strategis Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Rangkaian acara berskala internasional ini tidak hanya berperan sebagai sarana hiburan atau diplomasi, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap pemulihan sektor pariwisata.
Kehadiran ribuan pengunjung dari dalam dan luar negeri memberikan dampak langsung pada industri perhotelan, transportasi, dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Tren pariwisata Indonesia setelah pandemi COVID-19 menunjukkan bagaimana industri tersebut mulai menunjukkan kebangkitan dan terus melakukan adaptasi di tengah tantangan. Secara garis besar, kondisi pariwisata Indonesia berada pada tren yang positif didukung oleh data tersebut. Oleh karena itu, sudah saatnya kita kembali bersaing dengan berbagai negara di dunia. Bersama mendukung pariwisata Indonesia agar tetap menjadi unggulan dunia.