Journalight

UI Journalism Studies

Data Journalism Lifestyle Music

Langkah Hijau Coldplay melalui Music of the Spheres Tour

Konser musik kini tidak lagi hanya sekadar panggung raksasa, pesta cahaya, dan riuh suara penonton yang menggema di stadion. Konser juga dapat membawa dampak besar, baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan.

Itulah sebabnya ketika Coldplay mengumumkan Music of the Spheres Tourpada 14 Oktober 2021, antusiasme publik tidak hanya datang dari penggemar musik, tetapi juga mereka yang penasaran: “Bisakah tur stadion berskala global menjadi lebih ramah lingkungan?”

Tur ini kemudian berkembang menjadi lebih dari 130 pertunjukan di berbagai negara. Melalui Music of the Spheres Tour, Coldplay menjadikannya sebagai arena eksperimen besar tentang bagaimana elemen hiburan dan berkelanjutan dapat berjalan secara berdampingan.

Sumber: Wikipedia

*Klik gambar untuk melihat informasi selengkapnya

Coldplay mulai dikenal luas lewat album Parachutes (2000) dengan single “Yellow.” Popularitas mereka mencapai puncak di era Viva la Vida(2008). Dalam dekade berikutnya, Coldplay membangun identitas baru sebagai band stadion dengan visual penuh warna, kembang api, dan gelang LED (xyloband). Transformasi ini memperkuat posisi Coldplay sebagai salah satu band paling berpengaruh di dunia.

Skala Music of the Spheres Tour membuatnya nyaris mustahil diabaikan. Tercatat hingga tahun 2025, lebih dari 10,3 juta orang telah menonton tur ini, membuatnya menduduki peringkat pertama dalam daftar konser yang paling banyak dihadiri sepanjang masa.

Sumber: Wikipedia

*Klik gambar untuk melihat informasi selengkapnya

Apa yang membuat tur ini berbeda bukan hanya dari kemegahannya, melainkan komitmen untuk merancang ulang bagaimana konser berskala stadion dengan visual megah tetap dapat dijalankan dengan prinsip keberlanjutan tanpa mengorbankan pengalaman penonton.

Coldplay merancang tur ini dengan tiga prinsip utama: 

1. Reduce→ Mengurangi konsumsi dan emisi CO₂ hingga 50% serta daur ulang secara ekstensif.

2. Reinvent→ Mendukung teknologi hijau terbarukan dan mengembangkan metode tur berkelanjutan yang sangat rendah karbon.

3. Restore→ Mendanai proyek berbasis alam dan teknologi yang dapat menyerap CO₂.

1. Reduce

Coldplay secara terbuka menyatakan target pengurangan emisi CO₂ sebesar 50% dibandingkan tur sebelumnya, A Head Full of Dreams Tour (2016–2017). Prinsip reducemenjadi langkah pertama dengan mengurangi konsumsi energi dan material sejak tahap perancangan.

Pada level produksi, tim tur menata ulang sistem energi dan logistik untuk menghemat konsumsi listrik, mengurangi perjalanan yang tidak perlu, serta mengoptimalkan rute pengiriman peralatan.

Komponen ikonik seperti gelang LED atau xylobanddiproduksi untuk dapat dipakai berulang kali. Coldplay juga menampilkan persentase pengembalian xylobanddi layar stadion, menciptakan elemen kompetitif yang positif bagi penonton di setiap negara.

Sumber: Eventori.id

*Klik gambar untuk melihat informasi selengkapnya

“… jadi kayak trigger gitu loh buat setiap negara, kayak biar masuk di ranking yang bagus gitu, walaupun Indonesia kayak kemarin kurang sih, karena banyak yang nggak balikin (xyloband) juga kan.” – Ayesha

Selain itu, tim produksi juga beralih ke material berbasis tanaman dan komponen yang dapat dikompos atau didaur ulang. Strategi ini mendukung tingginya angka diversion rate(sampah yang dialihkan dari TPA) di laporan keberlanjutan.

Sumber: Coldplay

Di setiap penyelenggaraan konser, Coldplay menghimbau penonton untuk membawa botol isi ulang sendiri karena tempat pengisian air minum disediakan di tiap sudut guna menghindari penumpukan sampah botol.

2. Reinvent

Prinsip reinventmenyoroti cara baru memproduksi dan memanfaatkan energi dalam konser. Kebutuhan energi untuk menghidupkan teknologi dihubungkan oleh Coldplay dengan aktivitas penonton yang dapat berpartisipasi mengisi pasokan energi panggung.

Di area standing, penonton dapat menemukan kinetic dance flooryang dirancang khusus untuk memproses tekanan dan gerakan kaki menjadi energi listrik.

Sumber: Billboard.com

Di titik lain, tersedia power bikes yang memungkinkan penonton menghasilkan energi sambil mengayuh. Kedua instalasi ini menunjukkan bahwa gerakan tubuh penonton dapat diubah menjadi listrik.

Sumber: Coldplay

Coldplay juga membawa panel surya portabel untuk membantu pasokan energi, serta sistem baterai yang berasal dari baterai bekas mobil listrik BMW i3 yang didaur ulang. Teknologi ini menunjukkan bahwa konser tidak harus bergantung pada generator diesel, tetapi dapat didukung oleh energi terbarukan.

Tahap reinventmembuat green conceptdapat dialami penonton selama konser. Lebih dari sekadar menghadirkan panggung yang megah, Coldplay menunjukkan bahwa konser dapat berlangsung dengan pilihan energi yang lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan.

3. Restore

Prinsip restoremenegaskan komitmen Coldplay dalam menempatkan tur sebagai sumber dana bagi pemulihan lingkungan. Target utamanya adalah penanaman tujuh juta pohon, satu untuk setiap penonton konser. Program ini berkolaborasi dengan organisasi seperti One Tree Planted dan mendukung proyek restorasi sekitar 10.000 hektare di 24 negara.

Sumber: Coldplay

*Klik gambar untuk melihat informasi selengkapnya

Coldplay juga bermitra dengan organisasi lingkungan lainnya, seperti ClientEarth yang berfokus pada advokasi hukum, The Ocean Cleanup dan Project Seagrass yang bekerja di ranah laut, dan Climeworks yang mengembangkan teknologi penangkapan karbon. Di Jakarta, penonton mengenal restorasi ini melalui kapal interceptor yang mengumpulkan sampah sungai.

Coldplay Sustainability Report(2024) menjadi dasar untuk menilai efektivitas prinsip-prinsip tersebut. Dibandingkan tur sebelumnya, Music of the Spheres Tourmelaporkan pengurangan emisi sekitar 59% CO₂e. Energi yang digunakan rata-rata sekitar 17 kWh energi per konser, bersumber dari panel surya, kinetic dance floor, dan power bikes.

Sumber: Coldplay

Sekitar 72% sampah konser berhasil dialihkan dari TPA melalui daur ulang, kompos, dan sistem pengelolaan lain. Di sektor transportasi, Coldplay melaporkan penghematan sekitar 3.000 tCO₂e dari penggunaan Sustainable Aviation Fuel(SAF) untuk sebagian perjalanan udara, serta penurunan sekitar 33% dampak freightakibat pengurangan volume dan berat peralatan yang diangkut.

Sumber: Coldplay

Apa yang dapat diperbaiki?

Dari perspektif penonton, Music of the Spheres Tour dianggap berhasil menggabungkan konser stadion yang magis dengan pesan-pesan keberlanjutan lingkungan. Namun, terdapat beberapa catatan yang menunjukkan ruang perbaikan.

“Cuma mungkin ada beberapa hal yang kayak F&B-nya itu lumayan antre panjang banget dan susah banget buat nyari makan di dalam.” – Ayesha

“…kita tuh diwajibkan untuk ngembaliin gelang kan, cuma kemarin tuh pengawasannya (kru konser) kurang banget. Jadi makanya banyak orang yang lost nggak ngembaliin ini (xyloband).” – Annisa

Di Jakarta, antrean F&B dan water station yang terbatas membuat penonton kesulitan mengakses makanan dan minuman. Titik pengembalian xylobandjuga dinilai kurang jelas dan pengawasannya minim, sehingga masih banyak gelang LED yang tidak dikembalikan.

Salah satu penonton konser di Singapura juga mengusulkan agar informasi visual mengenai data real-timeditampilkan lebih banyak sebelum konser dimulai, seperti berapa energi yang dihasilkan kinetic dance floor, berapa persen gelang yang sudah kembali, atau dampak proyek restorasi.

“…mungkin bisa disediakan lebih banyak info yang visual gitu jadi misalnya layar khusus sebelum konsernya dimulai jadi kayak ngejelasin data real time-nya tuh gimana, terus juga mungkin kemarin karena tempat refill airnya tuh juga sedikit gitu kan jadi menurut aku mendingan banyak supaya ngantrinya nggak terlalu panjang gitu di setiap tempat itu nih refill airnya.” – Naura

Meskipun demikian, para informan sepakat bahwa konser seperti ini efektif sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap isu lingkungan. Skala internasional, figur ternama, dan kehadiran jutaan penonton membuat pesan keberlanjutan tersebar jauh melampaui stadion.

“…konser musik ini kan skalanya internasional ya, dan artisnya pun juga artis besar banget. Jadi orang-orang pun, baik yang nonton maupun gak nonton jadi punya kesadaran terhadap isu lingkungan itu sendiri sih.” – Ayesha

Music of the Spheres Tour menunjukkan bahwa konser tidak akan pernah sepenuhnya “hijau”, tetapi dapat bergerak ke arah yang lebih bertanggung jawab. Melalui kombinasi desain tur, teknologi, data, dan pengalaman penonton.

Coldplay membuka kemungkinan baru: konser sebagai petualangan musik yang tidak hanya menyatukan jutaan suara, tetapi juga menyatukan langkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *