Journalight

UI Journalism Studies

Opinion

Melihat dari Mata Pedagang Takor FISIP UI: Persepsi Mereka terhadap YouTube sebagai Sumber Musik

Takor dan Suasana Musiknya

Suasana takor FISIP UI yang ramai dan penuh dengan alunan musik dangdut sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kampus. Musik yang diputar di Takor bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga elemen penting yang membentuk atmosfer tempat nongkrong favorit mahasiswa FISIP UI.

Di era digital saat ini, pedagang takor telah beradaptasi dengan kemajuan teknologi dengan menggunakan platform YouTube sebagai sumber musik di lapak mereka. Fenomena ini menarik untuk diteliti karena menunjukkan bagaimana teknologi digital dapat memasuki sektor informal dan diadopsi oleh para pedagang takor yang termasuk dalam kategori digital imigran. Mereka tidak dilahirkan di era digital, tetapi harus beradaptasi dengan cepatnya perkembangan teknologi.

Penggunaan YouTube oleh pedagang takor menghadirkan berbagai pertanyaan menarik. Mengapa mereka memilih YouTube sebagai media utama untuk mendengarkan musik? Bagaimana mereka memanfaatkan platform ini dalam kegiatan sehari-hari di tempat mereka berjualan? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi dasar bagi penelitian yang kami lakukan, karena dapat memberikan wawasan berharga mengenai perilaku konsumsi digital di kalangan pekerja sektor informal.

Penelitian ini juga akan mengeksplorasi bagaimana teknologi digital, khususnya Youtube, dapat mengubah cara pedagang takor bekerja dan berinteraksi dengan pelanggan. Apakah mereka memiliki playlistkhusus? Bagaimana mereka memilih lagu yang cocok untuk suasana takor? Seberapa sering mereka mengganti lagu? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pola konsumsi digital di kalangan pedagang takor.

Dengan penelitian ini, kami berharap dapat mengidentifikasi pola penggunaan YouTube sebagai sumber musik oleh pedagang takor, menjelaskan motivasi mereka, serta menggambarkan peran teknologi digital dalam kehidupan mereka. Hasil dari penelitian ini tidak hanya akan menambah wawasan tentang peran teknologi digital di sektor informal, tetapi juga dapat membantu merumuskan strategi yang lebih efektif untuk integrasi teknologi dalam aktivitas sehari-hari pedagang takor.Pada akhirnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam memahami bagaimana teknologi digital dapat berintegrasi dalam sektor informal dan meningkatkan pengalaman kerja serta interaksi sosial para pedagang takor di kampus FISIP UI.

Oleh karena itu, mari kita simak hasil penelitian ini bersama-sama dan semoga dapat memberikan perspektif baru serta apresiasi lebih terhadap para pedagang di takor FISIP UI.

Persepsi dalam Komunikasi

Persepsi adalah bagaimana individu memahami dan menginterpretasikan informasi dari lingkungan sekitar mereka melalui panca indra. Dalam konteks psikologi, persepsi merujuk pada cara kita memberikan makna terhadap pengalaman yang kita alami sehari-hari. James Gibson, dalam bukunya “The Senses Considered as Perceptual Systems”, memperkenalkan Teori Persepsi Langsung yang menyatakan bahwa persepsi adalah hasil langsung dari informasi sensorik yang kita terima melalui interaksi langsung dengan lingkungan kita (Gibson, 1966). Menurut Gibson, persepsi ini tidak melibatkan proses interpretasi yang kompleks, melainkan merupakan hasil dari interaksi langsung antara kita dan lingkungan sekitar.

Teori Persepsi Langsung (Theory of Direct Perception)

Teori Persepsi Langsung oleh James Gibson menekankan bahwa persepsi adalah hasil langsung dari informasi sensorik yang diterima oleh individu melalui interaksi langsung dengan lingkungan mereka. Gibson mengemukakan bahwa panca indera bekerja bersama-sama sebagai sistem yang memungkinkan kita untuk memahami lingkungan sekitar dengan lebih baik.

Dalam penelitian ini, Teori Persepsi Langsung sangat relevan untuk memahami bagaimana pedagang takor mempersepsikan media YouTube sebagai sumber musik dalam keseharian mereka di Takor FISIP UI. Teori ini memungkinkan peneliti untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana pedagang takor secara langsung mempersepsikan media YouTube dan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi mereka dalam menggunakan platform tersebut.

Pedagang takor, yang tidak lahir di era teknologi digital tetapi sekarang harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi, menunjukkan bagaimana persepsi mereka terhadap media YouTube dipengaruhi oleh interaksi langsung dengan platform tersebut. Penggunaan YouTube sebagai sumber musik oleh pedagang takor memberikan gambaran mengenai sejauh mana teknologi digital telah merasuki sektor informal dan bagaimana pedagang takor memanfaatkannya dalam kegiatan sehari-hari.

Metode Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pengalaman ‘experience’ manusia dengan media digital, khususnya bagaimana pedagang di Kantin Takor FISIP UI menggunakan YouTube sebagai sumber musik. Kami ingin tahu bagaimana interaksi mereka dengan YouTube membentuk identitas dan norma sosial mereka. Penelitian ini akan menggali lebih dalam tentang alasan di balik penggunaan YouTube oleh pedagang Takor, serta bagaimana musik dari YouTube memengaruhi suasana hati mereka saat berjualan.

Intinya, kami akan melihat bagaimana nilai-nilai budaya dan persepsi individu memengaruhi motif mereka dalam menggunakan YouTube sebagai sumber musik.

Untuk mengumpulkan data, kami menggunakan dua metode utama, yaitu wawancara mendalam dan observasi. Kami melakukan wawancara mendalam dengan tiga pedagang Takor. Pertanyaan yang diajukan mencakup:

  • Sejak kapan mereka menggunakan YouTube sebagai sumber musik?
  • Alasan memilih YouTube dan fitur apa yang paling mereka sukai.
  • Kendala yang pernah mereka alami saat menggunakan YouTube.
  • Apakah YouTube membantu meningkatkan penjualan Takor, dan bagaimana caranya?
  • Cara mereka menggunakan YouTube saat berjualan (misalnya, menggunakan playlist atau mencari lagu tertentu).
  • Dampak penggunaan YouTube terhadap suasana hati dan produktivitas mereka saat berjualan.
  • Perbandingan pengalaman mendengarkan musik dari YouTube dengan media lain seperti Spotify, radio, atau CD.

Melalui observasi, kami juga mengamati keseharian pedagang di Takor saat mereka menggunakan YouTube sebagai sumber musik. Observasi ini dilakukan selama tiga minggu penuh selama jam buka Takor. Dari observasi ini, kami membuat laporan mingguan yang mencakup deskripsi singkat dari kegiatan yang diamati serta temuan kunci.

Subjek penelitian kami adalah tiga pedagang Kantin Takor FISIP UI yang menggunakan YouTube sebagai sumber musik. Alasan kami memilih mereka adalah:

  1. Mereka adalah individu yang baru mengenal teknologi digital dan masih dalam tahap belajar menggunakannya (Digital Immigrant). Ini memberikan pandangan yang menarik mengenai bagaimana orang-orang yang tidak tumbuh dengan teknologi digital beradaptasi dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Mereka bekerja di sektor informal, yang memberikan perspektif unik mengenai penggunaan teknologi digital dalam konteks pekerjaan yang non-profesional dan lebih santai.
  3. Mereka mudah diakses dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, membuat proses pengumpulan data menjadi lebih mudah dan lancar.

Penelitian ini tidak hanya membantu kami memahami penggunaan teknologi dalam konteks yang spesifik, tetapi juga bagaimana teknologi digital seperti YouTube dapat memengaruhi kehidupan dan rutinitas sehari-hari para pedangan di Takor.

Mengapa Pedagang Takor FISIP UI Tak Bisa Lepas dari YouTube

Siapa yang tidak kenal YouTube? Platform video ini memang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang, termasuk para pedagang Takor di kampus FISIP UI. Berdasarkan hasil wawancara dengan sebanyak tiga pedagang, terungkap bahwa YouTube bukan hanya sekedar aplikasi bagi mereka, tetapi sudah juga menjadi sumber kebahagiaan dan inspirasi mereka saat berjualan.

Para pedagang Takor FISIP UI menyebutkan bahwa visual dari YouTube memiliki dampak besar pada suasana hati dan pengalaman mereka secara menyeluruh. Mas Min, salah satu informan kami, mengatakan, “Saya lebih memilih YouTube sebagai pemutar lagu karena ingin melihat visualnya juga.” Bagi para pedagang Takor FISIP UI, YouTube ternyata lebih dari sekadar tempat untuk mendengarkan lagu. Mereka juga sangat menikmati visual dari konten seperti video musik dan pertunjukan live. Bayangkan saja, mendengarkan musik sambil melihat aksi panggung artis favorit atau menonton video musik yang dipenuhi dengan visual menarik. Itu semua memberikan pengalaman yang lebih hidup. 

Hal ini mengingatkan kita pada Teori Persepsi Langsung dari James Gibson. Teori ini mengatakan bahwa pengalaman sensorik (sensory experience), seperti audio dan visual, memiliki pengaruh besar dalam membentuk persepsi kita. Maka, bukan hanya suara dari musik yang penting, tetapi juga apa yang kita lihat di depan mata. Gibson menjelaskan bahwa persepsi adalah hasil dari interaksi langsung kita dengan lingkungan sekitar.

Jadi, ketika pedagang Takor melihat visual dari video musik di YouTube, otak mereka mengorganisir dan menafsirkan semua informasi sensorik itu, menciptakan pengalaman yang lebih bermakna. Bagi pedagang Takor FISIP UI, melihat wajah artis saat mereka bernyanyi atau menonton pertunjukan live concert sambil bekerja tidak hanya membuat waktu lebih menyenangkan, tetapi juga mempengaruhi suasana hati.

Selain memberikan pengalaman visual, YouTube juga terkenal sangat mudah diakses. Dengan ini, para pedagang Takor dapat mengakses YouTube melalui smartphone mereka, bahkan ketika sedang sibuk menyiapkan makanan. Ini membuat mereka bisa menikmati musik dan video kapan saja dan di mana saja, tanpa ribet

“Saya tetap memilih YouTube untuk mendengarkan musik karena sudah terbiasa dan lebih nyaman,” ujar Bu Sianni, salah satu pedagang Takor FISIP UI. Memang, kemudahan akses ini membuat YouTube menjadi platform pilihan utama mereka dibandingkan aplikasi lain seperti Spotify atau bahkan radio. YouTube tidak hanya mudah diakses, tetapi juga menawarkan berbagai macam pilihan musik yang bisa disesuaikan dengan suasana hati dan situasi di kantin.

Terlebih lagi, karena mereka sudah terbiasa dengan YouTube, para pedagang merasa lebih nyaman menggunakannya. “Walaupun ada media lain seperti Spotify, radio, dan CD, saya tetap memilih YouTube sebagai sumber musik karena sudah terbiasa dan lebih mudah diakses,” tambah Mas Yay. Ini menunjukkan bahwa kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan adalah faktor utama yang membuat YouTube begitu digemari. 

Melalui wawancara ini, kita bisa melihat betapa pentingnya YouTube sebagai media komunikasi bagi para pedagang Takor. Mulai dari pilihan platform, pengalaman penggunaan, hingga dampaknya terhadap suasana hati dan produktivitas, YouTube telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Jadi, tidak heran jika YouTube terus menjadi andalan utama mereka dalam berjualan dan menikmati musik.

Setelah mendapatkan hasil wawancara, kami berdiskusi dan menganalisis penemuan ini dengan merujuk pada Teori Persepsi Langsung dari James Gibson. Menurut Gibson, persepsi adalah hasil langsung dari informasi sensorik yang kita terima melalui interaksi dengan lingkungan. Dalam hal ini, para pedagang Takor mendapatkan rangsangan sensorik langsung dari YouTube, baik audio maupun visual. Mereka tidak hanya mendengarkan musik, tetapi juga menonton video, yang mempengaruhi cara mereka mempersepsikan platform ini. 

Gibson menjelaskan bahwa persepsi melibatkan proses di mana alat indra kita menerima, mengatur, dan menafsirkan informasi dari lingkungan. Para pedagang Takor mengatur informasi audio dan visual dari YouTube untuk membentuk pengalaman yang memuaskan saat berjualan. Persepsi juga bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh kebutuhan, keinginan, dan pengalaman masa lalu. Contohnya, preferensi pedagang terhadap antarmuka YouTube yang mudah digunakan dan konten visual yang menarik mencerminkan kebutuhan mereka akan kemudahan akses dan hiburan. YouTube memberikan pengaruh positif terhadap suasana hati dan produktivitas pedagang Takor. Gibson juga berbicara tentang akomodasi, di mana individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Para pedagang Takor menyesuaikan penggunaan YouTube sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kerja mereka, memilih konten yang dapat meningkatkan mood dan semangat kerja.

Pendekatan ekologi dalam persepsi menurut Gibson juga relevan di sini. Lingkungan menyediakan petunjuk yang langsung dapat digunakan untuk bertindak. Pedagang Takor menggunakan YouTube sebagai alat yang memberikan petunjuk visual dan auditori, membantu mereka menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan dan produktif. Mereka secara sadar mengatur elemen musik dan video untuk memperbaiki pengalaman kerja mereka.

Pada akhirnya, kesimpulan dari analisis ini mengungkapkan bahwa persepsi pedagang Takor terhadap YouTube sebagai sumber musik tidaklah begitu kompleks. Mereka memilih dan memanfaatkan platform ini karena pengalaman sensorik kaya yang ditawarkannya. Dari pengalaman audio hingga visual, semua aspek dari YouTube memainkan peran penting dalam membentuk persepsi mereka. Oleh karena itu, pemahaman tentang teori Persepsi Langsung dari Gibson memberikan wawasan tentang bagaimana interaksi antara individu dan lingkungannya, dalam hal ini YouTube, dapat membentuk persepsi dan pengalaman yang unik bagi setiap individu. Maka, kita bisa menyimpulkan bahwa, meskipun terdengar serius, pada akhirnya, persepsi pedagang Takor terhadap YouTube adalah hasil dari pengalaman sensorik yang sederhana namun kuat yang mereka alami saat menggunakan platform tersebut.

Simpulan

Secara garis besar, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu alasan Pedagang Takor FISIP UI memilih untuk mendengarkan musik menggunakan media YouTube. Kami juga ingin mendalami bagaimana para mereka memanfaatkan media tersebut dalam kegiatannya sehari-hari.  Penelitian ini mengupas bagaimana YouTube sebagai sumber musik mempengaruhi kehidupan para pedagang Takor. Dari penelitian ini, kami memiliki pemahaman bahwa YouTube sangat digemari karena menawarkan kombinasi audio dan visual yang menarik, beragam pilihan musik, dan kemudahan akses.

Bagi para pedagang Takor, YouTube bukan hanya hiburan, tapi juga alat untuk meningkatkan mood dan produktivitas saat berjualan. Musik di YouTube membantu menciptakan suasana yang menyenangkan dan mencerminkan nilai-nilai budaya mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa YouTube memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari para pedagang Takor. Interaksi mereka dengan YouTube menjadi contoh bagaimana media digital dapat membentuk pengalaman dan persepsi individu dalam konteks budaya dan sosial yang spesifik.

Melalui penelitian yang kami lakukan, kami berharap dapat menginspirasi penelitian lebih lanjut tentang bagaimana media digital digunakan dalam konteks budaya dan sosial lainnya. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk meneliti bagaimana Pedagang Takor menggunakan YouTube dalam interaksi sosial mereka dengan pelanggan dan pedagang lain. Penelitian juga dapat dilakukan untuk meneliti bagaimana penggunaan YouTube oleh pedagang Takor berbeda dengan kelompok pedagang lain. Penelitian longitudinal juga dapat dilakukan untuk memahami bagaimana penggunaan YouTube oleh pedagang Takor berubah seiring berjalannya waktu.

Referensi

Pink S, Horst HA, Postill J, et al. (2016). Digital Ethnography: Principles and Practice. Los Angeles: SAGE.

Howes, D., & Classen, C. (2013). Ways of Sensing: Understanding the Senses in Society. Routledge.

Devito, J. A. (1997). Komunikasi Antarmanusia. Jakarta. 75-76. 

Saleh, A. R., & Wahab, M. A. (2004). Psikologi dalam Perspektif Islam: Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana. 

Irwanto dkk. (1989). Psikologi umum. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 69.

Dewey, J. (2005 [1934]) Art as Experience. New York: Penguin. 

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kelompok 5 Digital Etnografi FISIP UI